T-shirt atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kaos, diperkirakan muncul antara akhir abad ke- 19 hingga awal abad ke-20. Kaos berbahan katun biasanya dipakai oleh Tentara Eropa sebagai pakaian dalam (di balik seragam), dan biasanya dipakai sebagai pakaian luar jika mereka beristirahat di udara, darat maupun laut pada siang yang panas. Pada perang Dunia II, Tshirt menjadi perlengkapan standar dalam pakaian militer di Eropa dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1947 kaos mulai dikenal di seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando dalam filmnya A Streetcar Named Desire tahun1951 dan James Dean yang memakai pakaian dalam tersebut untuk pakaian luar dalam film-film mereka. Dan puncaknya adalah ketika James Dean mengenakan kaos sebagai symbol pemberontakan kaum muda dalam Rebel Without A Cause (1955).
Pada saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis atau pengusaha konveksi menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi media promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai media promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya.
Di Indonesia sendiri, konon katanya masuknya kaos karena dibawa oleh orang-orang Belanda. Namun ketika itu perkembangannya tidak pesat, sebab kaos mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi permintaannya belum maju, Akibatnya kaos termasuk barang mahal. Namun demikian, kaos baru menampakkan perkembangan yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar awal tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensional. Berwarna putih, bahan katun-halus-tipis, melekat ketat di badan dan hanya untuk kaum pria. Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77. Ada juga merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain.
Tidak hanya di Amerika dan Eropa, di Indonesia pun kaos sudah menjadi media berekspresi. Kaos yang berwarna putih itu diberi gambar vinyet, dan waktu itu sempat menjadi tren/mode di kalangan anak muda Indonesia. Tapi tidak lama. Berikutnya vinyet digeser oleh tulisan – tulisan yang berwarna-warni. Tekniknya sepeprti sablon. Selain itu, ada juga gambar-gambar koboi, orang-orang berambut gondrong, dan lain-lain. Warna bahan kaos pun sudah semarak, yaitu merah, hitam, biru kuning. Dan, tren kaos rupa-rupanya direkam pula oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk Generasi Kaos Oblong.