1. Maradona Masuk Meretan Pesepak Bola Terbaik Abad Ini

Diego Maradona termasuk dalam deretan pemain sepak bola terbaik abad ini. Namanya bersanding dengan nama-nama lain seperti Pele, Johan Cruyff dan Christian Vieri. Dia mendapatkan julukan sang legendaris berkat jasanya bagi Argentina di Piala Dunia. Dia telah tampil sebanyak 91 kali di dan mencetak 34 gol di gelaran bergengsi antar mancanegara itu. Bila tak berlebihan, Maradona pun boleh disebut sebagai Pahlawan Timnas Argentina di Piala Dunia 1986. Dan sebutan Gol Tangan Tuhannya tersebut terjadi di gelaran Piala Dunia 1986, yang mana golnya tersebut tetap dianggap sah oleh keputusan wasit walau berbau handsball yang kelihatan nyata.

2. Lahir Dari Keluarga Miskin

Maradona lahir pada 30 Oktober 1960 di Lanús dan menghabiskan masa kecilnya di Villa Fiorito. Dia lahir di keluarga miskin dan merupakan anak ke 4 dari 6 bersaudara. Pada usia 10 tahun, pemandu bakat klub Agentinos Juniors yang jeli menemukan bakat sepak bola yang dimiliki Maradona. Dua tahun berselang, dia ditunjuk sebagai Los Cebollitas (Bawang Kecil), maskot klub Argentinos Juniors. Maradona bertugas menghibur penonton dengan keterampilan sepak bolanya kala jeda pertandingan pada kompetisi divisi utama Argentina kala itu.

3. Debut Internasional Kala Usia 13 Tahun

Bakat Maradona tercium sampai ke Inggris dan eropa. Bahkan klub Sheffield United mencoba mentransfer bocah 12 tahun itu seharga 180.000 poundsterling. Namun proposal itu ditolak oleh Argentinos Juniors. Setahun kemudian, kala usianya baru 13 tahun, Maradona didebut bersama timnas Argentina untuk berlaga di kelas internasional. Pada 1981, di usianya yang menginjak 20-an, Maradona dibeli klub Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling, jumlah yang sangat besar era itu.

4. Dibeli FC Barcelona Seharga 5 Juta Poundsterling

Penampilan Maradona di Piala Dunia 1982 ternyata mencuri perhatian manajemen FC Barcelona. Dengan uang tebusan 5 juta poundsterling, Maradona diboyong dari Boca Juniors. Di FC Barcelona, saat ditangani César Luis Menotti, Maradona turut andil dalam kemenangan Barca mengalahkan musuh bebuyutan Real Madrid pada kala itu.Namun karier Maradona kurang mentereng di Barcelona lantaran mengalami beberapa kendala. Maradona sempat divonis mengidap Hepatitis. Dia juga mengalami cedera engkel akibat tekel oleh pemain Athletic de Bilbao, Andoni Goikoetxea. Cedera parah itu hampir mengakhiri kariernya dalam dunia sepak bola. Selain itu, Maradona juga acap bersitegang dengan Presidan klub Josep Lluis Nunez.

5. Diboyong Ke Klub Italia

Kurang lebih dua tahun di Barca, Maradona kemudian boyong ke klub Italia, SSC Napoli pada 1984. Di sana pemain dengan nomor punggung 10 itu berhasil membawa timnya menjadi juara seri A untuk kali pertama musim 1986-1987, dan untuk kali kedua pada musim 1989-1990. Selain itu, dia juga andil dalam kemenangan Napoli menjuarai Piala Italia pada 1987. Setahun kemudian, musim 1988-1989 Napoli menjadi juara Piala UEFA usai menumbangkan VFB Stuttgart.

6. Karier Maradona Menurun Gara – Gara Kokain

Namun, di balik kecemerlangannya di Napoli, justru di sanalah Maradona semakin terpuruk. Kebiasaannya mengonsumsi kokain kian memburuk. Dia berkali-kali di denda oleh klubnya karena absen dalam latihan maupun pertandingan karena alasan stres. Karier Maradona kemudian menurun setelah itu. Pada 1991, ia terbukti menggunakan doping pada dan dilarang bermain sepak bola selama 15 bulan.

  1. Gantung Sepatu

Setelah bebas sanksi, Maradona melakukan comeback bersama Sevilla. Namun dia dipecat setahun kemudian. Tak lagi mujur di Eropa, Maradona lalu kembali ke Argentina. Dua bermain bersama Newell’s Old Boys selama 5 pertandingan. Namun lagi-lagi dia dilarang bermain selama 15 bulan karena diketahui menggunakan doping saat Piala Dunia 1994 berlangsung. Setelah sempat menjadi pelatih Deportivo Mandiyú pada 1994, dan Racing Club pada 1995, serta mencoba melanjutkan karier bermain bersama Boca Juniors antara 1995 hingga 1997, Maradona akhirnya gantung sepatu pada 30 Oktober 1997.

8. Terbitkan otobiografi usai gantung sepatu

Setelah pensiun dari lapangan hijau, Maradona menerbitkan otobiografinya Yo Soy El Diego atau Sayalah Diego pada 2000. Buku itu langsung menjadi best seller di Argentina. Maradona bahkan menyumbangkan sebagian royalti penjualan buku kepada rakyat Kuba dan Fidel Castro. Pada 2001, sebagai bentuk penghormatan kepada Maradona, organisasi Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) mengusulkan kepada FIFA memensiunkan nomor punggung 10. Namun FIFA tidak mengizinkan hal tersebut. Pada 2003, Argentinos Juniors menamai stadionnya dengan nama Stadion Maradona.

9. Hampir Meninggal Dunia Pada Tahun 2004

Kemudian pada 2004, Maradona hampir meninggal dunia akibat serangan jantung lantaran overdosis kokain. Setelah keluar dari rumah sakit, untuk mengurangi beratnya, ia melakukan operasi perut pada Maret 2005. Pada Agustus 2005, Maradona memulai karier baru sebagai pemandu acara talk show La Noche del 10 atau Acara malam si nomor 10.

10. Jadi pelatih kepala Argentina

Maradona secara mengejutkan terpilih menjadi pelatih kepala Argentina pada 2008. Maradona berhasil membawa timnya menumbangkan Skotlandia 1 – 0 di Glasgow, Skotlandia, ada debutnya sebagai pelatih baru tim Tango. Maradona juga menunjuk Javier Mascherano, gelandang Barcelona sebagai kapten baru timnas. Maradona mengantarkan Argentina melaju hingga babak perempat final pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Argentina terpaksa menghentikan mimpi usai dikalahkan oleh Jerman dengan skor telak 4-0. Maradona kemudian dipecat sebagai pelatih pada Juli 2010.

11. Penghargaan Diego Maradona

Diego Maradona banyak mendapatkan penghargaan, di antaranya Golden Ball for Best Player of the FIFA U-20 World Cup musim 1979. Argentine league Top Scorer musim 1979, 1980, dan1981. Argentine Football Writers’ Footballer of the Year musim 1979, 1980, 1981, 1986. South American Footballer of the Year (El Mundo, Caracas) musim 1979, 1986, 1989, 1990, dan 1992. Italian Guerin d’Oro musim 1985. Serta, Argentine Sports Writers’ Sportsman of the Year musim 1986.Penghargaan lainnya, Maradona kembali mendapat Golden Ball for Best Player of the FIFA World Cup musim 1986. Best Footballer in the World Onze d’Or musim 1986 dan 1987. World Player of the Year (World Soccer Magazine) musim 1986. Capocannoniere (Serie A top scorer) musim 1987–1988. Dan, Golden Ball for services to football (France Football) musim 1996.Maradona juga mendapat penghargaan sebagai Argentine Sports Writers’ Sportsman of the Century musim 1999. “FIFA Goal of the Century” (1986 (2–1) v. England; second goal) musim 2002. Argentine Senate “Domingo Faustino Sarmiento” recognition for lifetime achievement, serta FIFA Player of the Century.

12. Kematian Maradona

Maradona meninggal dunia pada Rabu, 25 November 2020 di usia 60 tahun. Sang legenda sepak bola meninggal karena serangan jantung, beberapa hari setelah menjalani operasi penggumpalan darah di otak. Media Argentina menyebut Maradona berada di kediamannya di Tigre, Buenos Aires, pada Selasa malam 24 November 2020. Di sana, Maradona ditemani keponakannya, Jhonny Esposito.Pada Rabu pagi, usai sarapan Maradona mengatakan kepada Jhonny dirinya sedang tak badan. Pemain sepak bola yang kondang dengan sebutan gol tangan tuhan itu memang terlihat pucat. “Saya merasa tidak enak badan,” kata Esposito menirukan kata-kata terakhir Maradona sebelum pergi kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Siang harinya, sekitar pukul 11.30, perawat yang menangani Maradona mencoba membangunkannya. Namun Dios, sapaan Maradona, sudah tak lagi merespon. Berbagai upaya dilakukan, termasuk menyuntikkan adrenaline dan atropine ke tubuh Maradona oleh dokter yang dihubungi Jhonny. Akan tetapi hasilnya tetap nihil. Maradona dinyatakan meninggal dunia pada pukul 12.00 waktu setempat.

13. Kabar Terbaru Penyebab Kematian Diedo Maradona

Menurut penyelidikan Dewan medis yang ditunjuk untuk menyelidiki kematian Maradona, menyimpulkan pada 2021 bahwa Maradona meninggal tak hanya karena serangan jantung. Dewan Medis menyatakan tim medis Maradona bertindak dengan cara yang tidak pantas, tidak tepat, dan sembrono saat menangani Maradona pasca operasi itu.Delapan orang akan disidang termasuk dokter, perawat dan psikolog yang merawat Diego Maradona pada saat kematiannya. Mereka dituduh melakukan pembunuhan sederhana. Keputusan ini diterbitkan pada Rabu, 22 Juni 2022. Dalam dokumen setebal 236 halaman, hakim mempertanyakan kelalaian masing-masing ahli medis menjadi terdakwa yang membahayakan pasiennya. Mereka terancam maksimal 8 tahun penjara menurut peraturan peradilan Argentina.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *